- Aliran berorientasi negatif, pesimistis(perilaku manusia di dasari oleh daya-daya yang bersifat negatif, merusak, tidak di sadari: kecemasan, permusuhan, agresi .
- Agar berkembang positif : Manusia membutuhkan cara-cara pendampingan yang impersonal dan direktif (mengarahkan )
Behavioristik
- Aliran pemikiran deterministik
- Perkembangan perilaku manusia dapat di kendalikan ke arah tertentu sebagaimana yang di inginkan melalui usaha-usaha teretentu (proses belajar )yang bersifat: Impersonal dan direktif
Humanistik
- Manusia pada dasarnya baik, memiliki potensi
- Perilaku di lakukan secara sadar, bebas dan bertanggung jawab di bimbing oleh daya-daya positif yang berasaldari dirinya ke arah potensi manusiawinya secara penuh
- Agar berkembang secara positif : manusia butuh dan pendampingan secara personal, penuh penerimaan dan penghargaan (potensi positif dapat berkembang optimal )
Teori perkembangan Erich Fromm : humanistic communitarian socialism (sosialisasi komunitarian humanistik) masyarakat di mana orang-orang bergaul dengan cinta, yang berakar dalam hubungan persaudaraan dan solidaritas. Dalam masyarakat semacam itu orang mencapai perasaan diri dan mampu berbuat kreatif alih - alih destruktif. setiap orang berpartisipasi aktif dalam pemerintahan . Ada "humanistik management" di mana individu anggota masyarakat berkumpul dengan kelompok kecil membahas isu politik dan sosial dan menyarankan kebijakan kepada pemerintahan (sistem yang mirip dengan temu kota di New England ). Ide frommmungkin bagus, tetapi banyak yang tidak dapat dilaksanakan.
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi dan sosiologi di University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut psikoanalisis Berlin yang terkenal waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The economic philosophical manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Tema dasar ulisan Fromm adalah orang yang merasa kesepian dan terisolasi karena ia dipisahkan dri alam dan orang-orang lain. Kedaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Berikut ini kita akan mengulas lebih dalam mengenai teori-teori Fromm.
Teori Kepribadian Erich Fromm
Sebelum mengulas tentang teori kepribadian dari Fromm, beberapa pengalaman mempengaruhi pandangan Fromm, antara lain pada umur 12 tahun ia menyaksikan seorang wanita cantik dan berbakat, sahabat keluarganya, bunuh diri. Fromm sangat terguncang karena kejadian itu. Tidak ada seorang yang memahami mengapa wanita tersebut memilih bunuh diri. Ia juga mengalami sebagai anak dari orangtua yang neurotis. Ia hidup dalam satu rumah tangga yang penuh ketegangan. Ayahnya seringkali murung, cemas, dan muram. Ibunya mudah menderita depresi hebat. Tampak bahwa Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Karena itu, masa kanak-kanaknya merupakan suatu laboratorium yang hidup bagi observasi terhadap tingkah laku neurotis. Peristiwa ketiga adalah pada umur 14 tahun Fromm melihat irrasionalitas melanda tanah airnya, Jerman, tepatnya ketika pecah perang dunia pertama. Dia menyaksikan bahwa orang Jerman terperosok ke dalam suatu fanatisme sempit dan histeris dan tergila-gila. Teman-teman dan kenalan-kenalannya terpengaruh. Seorang guru yang sangat ia kagumi menjadi seorang fanatik yang haus darah. Banyak saudara dan teman-temannya yang meninggal di parit-parit perlindungan. Ia heran mengapa orang yang baik dan bijaksana tiba-tiba menjadi gila. Dari pengalaman-pengalaman yang membingungkan ini, Fromm mengembangkan keinginan untuk memahami kodrat dan sumber tingkah laku irasional. Dia menduga hal itu adalah pengaruh dari kekuatan sosio-ekonomis, politis, dan historis secara besar-besaran yang mempengaruhi kodrat kepribadian manusia.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The Economic and Philosophical Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan melakukan percobaan yang sintesis. Fromm memandang Marx sebagai pemikir yang lebih ulung daripada Freud dan menggunakan psikoanalisa, terutama untuk mengisi celah-celah pemikiran Marx. Pada tahun 1959, Fromm menulis analisis yang sangat kritis bahkan polemis tentang kepribadian Freud dan pengaruhnya, sebaliknya berbeda sekali dengan kata-kata pujian yang diberikan kepada Marx pada tahun 1961. Meskipun Fromm deapat disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, ia sendiri lebih suka disebut humanis dialetik. Tulisan-tulisan Fromm dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusastraan, dan filsafat.
Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Dan jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Dalam buku-buku Fromm berikutnya (1947, 1955, 1964), dikatakan bahwa setiap masyarakat yang telah diciptakan manusia, entah itu berupa feodalisme, kapitalisme, fasisme, sosialisme, dan komunisme, semuanya menunjukkan usaha manusia untuk memecahkan kontradiksi dasar manusia. Kontradiksi yang dimaksud adalah seorang pribadi merupakan bagian tetapi sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang sekaligus manusia. Sebagai binatang, orang memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik tertentu yang harus dipuaskan. Sebagai manusia, orang memiliki kesadaran diri, pikiran dan daya khayal. Pengalaman-pengalaman khas manusia meliputi perasaan lemah lembut, cinta, perasaan kasihan, sikap-sikap perhatian, tanggung jawab, identitas, intergritas, bisa terluka, transendensi, dan kebebasan, nilai-nilai serta norma-norma. Kemudian teori Erich Fromm mengenai watak masyarakat mengakui asumsi transmisi kebudayaan dalam hal membentuk kepribadian tipikal atau kepribadian kolektif. Namun Fromm juga mencoba menjelaskan fungsi-fungsi sosio-historik dari tipe kepribadian tersebut yang menghubungkan kebudayaan tipikal dari suatu kebudayaan obyektif yang dihadapi suatu masyarakat. Untuk merumuskan hubungan tersebut secara efektif, suatu masyarakat perlu menerjemahkannya ke dalam unsur-unsur watak (traits) dari individu anggotanya agar mereka bersedia melaksanakan apa yang harus dilakukan.
Fromm membagi sistem struktur masyarakat menjadi tiga bagian berdasar karakter sosialnya:
1. Sistem A, yaitu masyarakat-masyarakat pecinta kehidupan. Karakter sosial masyarakat ini penuh cita-cita, menjaga kelangsungan dan perkembangan kehidupan dalam segala bentuknya. Dalam sistem masyarakat seperti ini, kedestruktifan dan kekejaman sangat jarang terjadi, tidak didapati hukuman fisik yang merusak. Upaya kerja sama dalam struktur sosial masyarakat seperti ini banyak dijumpai.
2. Sistem B, yaitu masyarakat non-destruktif-agresif. Masyarakat ini memiliki unsur dasar tidak destruktif, meski bukan hal yang utama, masyarakat ini memandang keagresipan dan kedestruktifan adalah hal biasa. Persaingan, hierarki merupakan hal yang lazim ditemui. Masyarakat ini tidak memiliki kelemah-lembutan, dan saling percaya.
3. Sistem C, yaitu masyarakat destruktif. Karakter sosialnya adalah destruktif, agresif, kebrutalan, dendam, pengkhianatan dan penuh dengan permusuhan. Biasanya pada masyarakat seperti ini sangat sering terhadi persaingan, mengutamakan kekayaan, yang jika bukan dalam bentuk materi berupa mengunggulkan simbol.
Fromm juga menyebutkan dan menjelaskan lima tipe karakter sosial yang ditemukan dalam masyarakat dewasa ini, yakni:
1. Tipe Reseptif (mengharapkan dukungan dari pihak luar)
2. Tipe Eksploitasi (memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya)
3. Tipe Penimbunan (suka mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi)
4. Tipe Pemasaran (suka menawarkan dan menjual barang)
5. Tipe Produktif (karakter yang kreatif dan selalu berusaha untuk menggunakan barang-barang untuk suatu kemajuan)
6. Tipe Nekrofilus-biofilus (nekrofilus orang yang tertarik dengan kematian, biofilus:orang yang mencintai kehidupan)
Fromm juga memngemukakan bahwa bila masyarakat berubah secara mendasar, sebagaimana terjadi ketika feodalisme berubah menjadi kapitalisme atau ketika sistem pabrik menggeser tenaga tukang, perubahan semacam itu akan mengakibatkan perubahan-perubahan dalam karakter sosial manusia. Persoalan hubungan seseorang dengan masyarakat merupakan keprihatinan besar Fromm. Menurut Fromm ada validitas proposisi-proposisi berikut:
1) Manusia mempunyai kodrat esensial bawaan,
2) Masyarakat diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kodrat esensial ini,
3) Tidak satu pun bentuk masyarakat yang pernah diciptakan berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar eksistensi manusia, dan
4) Eksistensi manusia adalah mungkin menciptakan masyarakat semacam itu.
Kemudian Fromm mengemukakan tentang masyarakat yang seharusnya yaitu dimana manusia berhubungan satu sama lain dengan penuh cinta, dimana ia berakar dalam ikatan-ikatan persaudaraan dan solidaritas, suatu masyarakat yang memberinya kemungkinan untuk mengatasi kodratnya dengan menciptakannya bukan dengan membinasakannya, dimana setiap orang mencapai pengertian tentang diri dengan mengalami dirinya sebagai subjek dari kemampuan-kemampuannya bukan dengan konformitas, dimana terdapat suatu sistem orientasi dan devosi tanpa orang perlu mengubah kenyataan dan memuja berhala. Bahkan Fromm mebgusulkan suatu nama untuk masyarakat yang sempurna tersebut yaitu Sosialisme Komunitarian Humanistik. Dalam masyarakat semacam itu, setiap orang akan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi mansiawi sepenuhnya.
KONDISI EKSISTENSI MANUSIA
Dilema Eksistensi
Mengikuti filsafat dualism, semua gerak di dunia dilatarbelakangi oleh pertentangan dua kelompok ekstrim, tesa dan antitesa. Pertentangan itu akan menimbulkan sintesa, yang pada dasarnya dapat dipandang sebagai teas baru yang akan memunculkan antitesa yang lain. Itulah dinamika yang tidak pernah berhenti bergerak.
Menurut Fromm, hakekat manusia juga bersifat dualistik. Paling tidak ada empat dualistik di dalam diri manusia:
a. Manusia sebagai binatang dan sebagai manusia
Manusia sebagai binatang memiliki banyak kebutuhan fisiologik yang harus dipuaskan, seperti kebutuhan makan, minum, dan kebutuhan seksual. Manusia sebagai manusia memiliki kebutuhan kesadaran diri, berfikir, dan berimajinasi. Kebutuhan manusia itu terwujud dalam pengalaman khas manusia meliputi perasaan lemah lembut, cinta, kasihan, perhatian, tanggung jawab, identitas, intergritas, sedih, transendensi, kebebasan, nilai, dan norma.
b. Hidup dan mati
Kesadaran diri dan fikiran manusia telah mengetahui bahwa dia akan mati, tetapi manusia berusaha mengingkarinya dengan meyakini adanya kehidupan sesudah mati, dan usaha-usaha yang tidak sesuai dengan fakta bahwa kehidupan akan berakhir dengan kematian.
c. Ketidaksempurnaan dan kesempurnaan
Manusia mampu mengkonsepkan realisasi-diri yang sempurna, tetapi karena hidup itu pendek kesempurnaan tidak dapat dicapai. Ada orang berusaha memecahkan dikotomi ini melalui mengisi rentang sejarah hidupnya dengan prestasi di bidang kemanusiaan, dan ada pula yang meyakini dalil kelanjutan perkembangannya sesudah mati.
d. Kesendirian dan kebersamaan
Manusia adalah pribadi yang mandiri, sendiri, tetapi manusia juga tidak bisa menerima kesendirian. Manusia menyadari diri sebagai individu yang terpisah, dan pada saat yang sama juga menyadari kalau kebahagiaannya tergantung kepada kebersamaan dengan orang lain. Dilema ini tidak pernah terselesaikan, namun orang harus berusaha menjembatani dualism ini, agar tidak menjadi gila. Dualisme-dualisme itu, aspek binatang dan manusia, kehidupan dan kematian, ketidaksempurnaan dan kesempurnaan, kesendirian dan kebersamaan, merupakan kondisi dasar eksistensi manusia. Pemahaman tentang jiwa manusia harus berdasarkan analisis tentang kebutuhan-kebutuhan manusia yang berasal dari kondisi-kondisi eksistensi manusia.
Kondisi yang dibawa dari lahir antara tesa-antitesa eksistensi manusia, disebut dilema eksistensi. Di satu sisi manusia berjuang untuk bebas, menguasai lingkungan dengan hakekat kemanusiaannya, di sisi lain kebebasan itu memperbudak manusia dengan memisahkan hakekat kebinatangan dari akar-akar alaminya. Dinamika kehidupan bergerak tanpa henti seolah-olah manusia bakal hidup abadi, setiap orang tanpa sadar mengingkari kematian yang baka dan berusaha bertahan di dunia yang fana. Mereka menciptakan cita-cita ideal yang tidak pernah dapat dicapai, mengejar kesempurnaan sebagai kompensasi perasaan ketidaksempurnaan. Anak yang berjuang untuk memperoleh otonomi diri mungkin menjadi dalam kesendirian yang membuatnya merasa tidak berdaya dan kesepian; masyarakat yang berjuang untuk merdeka mungkin merasa lebih terancam oleh isolasi dari bangsa lain. Dengan kata lain, kemandirian dan kebebasan yang diinginkan malahan menjadi beban. Ada dua cara menghindari dilema eksistensi yaitu:
1. Menerima otoritas dari luar dan tunduk kepada penguasa dan menyesuaikan diri dengan masyarakat. Manusia menjadi budak (dari penguasa negara) untuk mendapatkan perlindungan/rasa aman.
2. Orang bersatu dengan orang lain dalam semangat cinta dan kerja sama, menciptakan ikatan dan tanggung jawab bersama dari masyarakat yang lebih baik.
KEBUTUHAN MANUSIA
Umumnya kata “kebutuhan” diartikan sebagai kebutuhan fisik, yang oleh Fromm dipandang sebagai kebutuhan aspek kebinatangan dari manusia, yakni kebutuhan makan, minum, seks, dan bebas dari rasa sakit. Kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia, menurut Fromm meliputi dua kelompok kebutuhan; pertama kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu dan menjadi otonom, yang terdiri dari kebutuhan Relatedness, Rootedness, Transcendence, Unity, dan Identity. Kedua, kebutuhan memahami dunia, mempunyai tujuan dan memanfaatkan sifat unik manusia, yang terdiri dari kebutuhan Frame of orientation, frame of devotion, Excitation-stimulation, dan Effectiveness.
Kebutuhan Kebebasan dan Keterikatan
1. Keterhubungan (relatedness): Kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam dan dari dirinya sendiri. Kebutuhan untuk bergabung dengan makhluk lain yang dicintai,menjadi bagian dari sesuatu. Keinginan irasional untuk mempertahankan hubungan yang pertama, yakni hubungan dengan ibu, kemudian diwujudkan ke dalam perasaan solidaritas dengan orang lain. Hubungan paling memuaskan bisa positif yakni hubungan yang didasarkan pada cinta, perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan pengertian dari orang lain,bisa negatif yakni hubungan yang didasarkan pada kepatuhan atau kekuasaan.
2. Keberakaran (rootedness): Kebutuhan keberakaran adalah kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa nyaman di dunia (merasa seperti di rumahnya). Manusia menjadi asing dengan dunianya karena dua alasan yaitu:
· Dia direnggut dari akar-akar hubungannya oleh situasi (ketika manusia dilahirkan, dia menjadi sendirian dan kehilangan ikatan alaminya)
· Fikiran dan kebebasan yang dikemangkannya sendiri justru memutus ikatan alami dan menimbulkan perasaan isolasi/tak berdaya.
Keberakaran adalah kebutuhan untuk mengikat diri dengan kehidupan. Setiap saat orang dihadapkan dengan dunia baru, dimana dia harus tetap aktif dan kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia. Dengan demikian dia akan tetap merasa aman, tidak cemas, berada di tengah-tengah duania yang penuh ancaman. Orang dapat membuat ikatan fiksasi yang tidak sehat, yakni mengidentifikasikan diri dengan satu situasi, dan tidak mau bergerak maju untuk membuat ikata baru dengan dunia baru.
3. Menjadi pencipta (transcendency): Karena individu menyadari dirinya sendiri dari lingkungannya, mereka kemudian mengenali betapa kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang membuatnya meras tak berdaya. Orang ingin mengatasi perasaan takut dan ketidakpastian menghadapi kemarahan dan ketakmenentuan semesta. Orang membutuhkan peningkatan diri, berjuang untuk mengatasi sifat fasif dikuasai alam menjadi aktif, bertujuan dan
bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi pencipta. Seperti menjadi
keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan sesuatu) atau negatif
(menghancurkan sesuatu).
4. Kesatuan (unity): Kebutuhan untuk mengatasi
eksistensi keterpisahan antara hakikat binatang dan non binatang dalam diri
seseorang. Keterpisahan, kesepian, dan isolasi semuanya bersumber dari
kemandirian dan kemerdekaan “untuk apa orang mengejar kemandirian dan
kemerdekaan kalau hasilnya justru kesepian dan isolasi?” dari dilema ini muncul
kebutuhan unitas. Orang dapat mencapai unitas, memperoleh kepuasan (tanpa
menyakiti orang lain dan diri sendiri) kalau hakikat kebinatangan dan
kemanusiaan itu bisa didamaikan, dan hanya dengan berusaha untuk menjadi
manusia seutuhnya melalui berbagi cinta dan kerjasama dengan orang lain.
5. Identitas (identity): Kebutuhan untuk
menjadi “aku”, kebutuhan untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu
yang terpisah. Manusia harus merasakan dapat mengontrol nasibnya sendiri, harus
bisa membuat keputusan, dan merasa bahwa hidupnya nyata-nyata miliknya sendiri.
Misalnya orang primitif mengidentifikasikan diri dengan sukunya, dan tidak
melihat dirinya sendiri sebagai bagian yang terpisah dari kelompoknya.
Kebutuhan untuk memahami
dan beraktivitas
1) Kerangka orientasi (frame of orientaion):
Orang membutuhkan peta mengenai dunia sosial dan dunia alaminya; tanpa peta itu
dia akan bingung dan tidak mampu bertingkah laku yang ajeg-mempribadi. Manusia
selalu dihadapkan dengan fenomena alam yang membingungkan dan realitas yang
menakutkan, mereka membutuhkan hidupnya menjadi bermakna. Dia berkeinginan
untuk dapat meramalkan kompleksitas eksistensi. Kerangka orientasi adalah seperangkat
keyakinan mengenai eksistensi hidup, perjalanan hidup-tingkah laku bagaimana
yang harus dikerjakannya, yang mutlak dibutuhkan untuk memperoleh kesehatan
jiwa.
2 Kerangka kesetiaan (frame of devotion):
Kebutuhan untuk memiliki tujuan hidup yang mutlak. Orang membutuhkan sesuatu
yang dapat menerima seluruh pengabdian hidupnya, sesuatu yang membuat hidupnya
menjadi bermakna. Kerangka pengabdian adalah peta yang mengarahkan pencarian
makna hidup, menjadi dasar dari nilai-nilai dan titik puncak dari semua
perjuangan.
Keterangsangan- stimulasi
(excitation-stimulation): Kebutuhan untuk melatih sistem syaraf, untuk
memanfaatkan kemampuan otak. Manusia membutuhkan bukan sekedar stimulus
sederhana (misalnya: makanan), tetapi stimuli yang mengaktifkan jiwa (misalnya:
puisi atau hukm fisika). Stimuli yang tidak cukup direaksi saat itu, tetapi
harus direspon secara aktif, produktif, dan berkelanjutan.
4) Keefektivan (effectivity): Kebutuhan untuk
menyadari eksistensi diri melawan perasaan tidak mampu dan melatih
kompetensi/kemampuan.
MEKANISME MELARIKAN DIRI DARI KEBEBASAN
Masyarakat kapitalis kontemporer menempatkan
orang sebagai korban dari pekerjaan mereka sendiri. Konflik antara
kecenderungan mandiri dengan ketidakberjayaan dapat merusak kesehatan mental. Menurut
Fromm, ciri orang normal atau yang mentalnya sehat adalah orang yang mampu
bekerja produktif sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya, sekaligus mampu
berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang penuh cinta. Menurut Fromm,
normalitas adalah keadaan optimal dari pertumbuhan (kemandirian) dan
kebahagiaan (kebersamaan) dari individu. Pada dasarnya ada dua cara untuk
memperoleh makna dan kebersamaan dalam kehidupan diantaranya:
1. Mencapai kebebasan positif yakni berusaha
menyatu dengan orang lain, tanpa mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi.
Ini adalah pendekatan optimistik dan altruistik, yang menghubungkan diri dengan
orang lain melalui kerja dan cinta, melalui ekspresi perasaan dan kemampuan
intelektual yang tulus dan terbuka. Oleh Fromm disebut pendekatan humanistik,
yang membuat orang tidak merasa kesepian dan tertekan, karena semua menjadi
saudara dari yang lain.
2. Memperoleh rasa aman dengan meninggalkan
kebebasan dan menyerahkan bulat-bulat individualitas dan intehritas diri kepada
sesuatu (bisa orang atau lembaga) yang dapat memberi rasa aman. Solusi semacam
ini dapat menghilangkan kecemasan karena kesendirian dan ketidakberdayaan,
namun menjadi negatif karena tidak mengizinkan orang mengekspresikan diri, dan
mengembangkan diri. Cara memperoleh rasa aman dengan berlindung di bawah
kekuatan lain disebut Fromm mekanisme pelarian. Mekanisme pelarian sepanjang
dipakai sekali waktu, adalah dorongan yang normal pada semua orang, baik
individual maupun kolektif. Ada tiga mekanisme pelarian yang terpenting, yakni
otoritarianisme, destruktif, dan konfomitas.
a. Otoritarianisme (authoritarianism)
Kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian
diri dan menggabungkannya dengan seseorang atau sesuatu di luar dirinya, untuk
memperoleh kekuatan yang dirasakan tidak dimilikinya. Kebutuhan untuk
menggabung dengan partner yang memiliki kekuatan bisa merupakan masokisme dan
sadisme. Masokisme merupakan hasil dari perasaan dasar tidak beraya, lemah,
inferior yang dibawa, sehingga kekuatan itu tertuju atau menindas dirinya.
Masokisme merupakan bentuk tersembunyi dari perjuangan memperoleh cinta dan
kesetiaan, tetapi tidak memberi sumbangan positif kekemandirian. Sedangkan
sadisme dipakai untuk meredakan kecemasan dasar melalui penyatuan diri dengan
orang lain atau institusi. Sadisme juga merupakan bentuk neurotik yang lebih
parah dan lebih berbahaya (karena mengacam orang lain) dibanding masokisme.
b. Perusakan (destruktiveness)
Destruktif berakar pada perasaan kesepian,
isolasi, dan tak berdaya. Destruktif mencari kekuatan tidak melalui membangun
hubungan dengan pihak luar, tetapi melalui usaha membalas/merusak kekuatan
orang lain, individu, bahkan negara dapat memakai strstegi destruktif , merusak
orang atau obyek, dalam rangka memperoleh perasaan kuat yang hilang.
c. Penyesuaian (conformity)
Bentuk pelarian dari perasaan kesepian dari
isolasi berupa penyerahan individualitas dan menjadi apa saja seperti yang
diinginkan kekuatan dari luar. Orang menjadi robot, mereaksi sesuatu persis
seperti yang direncanakan dan mekanis menuruti kemauan orang lain.
Sosialisme Komunitarian Humanistik
Sebagai seorang kritisi sosial,
persoalan hubungan sesorang dengan masyarakat menjadi perhatian utama Fromm
mempunyai 4 prosisi mengenai hubungan ini :
1. Manusia mempunyai kodrat esensial
sosial bawaan
2. Masyarakat diciptakan manusia
untuk memenuhi kodrat esensial bawaan ini
3. Tidak satupun bentuk masyarakat
yang pernah diciptakan manusia berhasil memenuhi kebetulan-kebetulan dasar
eksistensi manusia
4. Mungkin menciptakan masyarakat
semacam itu
Masyarakat yang disarankan Fromm adalah humanistic communitarian
socialism (sosialisasi
komunitarian humanistik) masyarakt
dimana orang-orang bergaul dngan cinta, yang berakar dalam hubungan
persaudaraan dan solidaritas. Dalam masyarakat semacam itu orang mencapai
pearsaan diri dan mampu berbuat kreatif alih-alih destruktif. Setiap orang
berpartisipasi anggota masyarakatberkumpul dan kelompok kecil membahas isu
politik dan sosial dan menyarankan kebijakan kepada pemerintah (sistem yang
mirip dengan temu kota di New England ) Ide Fromm mungkin bagus, tetapi banyak
yang tidak dapat dilaksanakan ,
Psikoterapi: Psikoanalisis Humanistik
Fromm mengembangkan sistem terapi
sendiri,yang dinamakannya: psikoanalisis humanistik .Dibanding dengan psikoanalisis
humanistik. Dibanding dengan psikoanalisis Freud, fromm lebih peduli dengan
aspek intepersonal dari hubungan teraputik. Menurutnya, tujuan klien dalam
tetapi adalah untuk memahami diri sendiri, orang tidak akan tahu orang lain.
Fromm juga yakin bahwa klien mengikuti terapi untuk mencari kepuasan dari
kebutuhan dasar kemanusiaannya, yakni
ketehubungan,keberakaran,trasendensi,perasaan identitas dan kerangka orientasi.
Karena itu terapi harus dibangun melalui hubungan pribadi antara terapis dengan
kliennya. Komunikasi yang tepat sangat penting dalam perkembangan teraputik,
dan terapis harus menghubungkan dirinya sendiri sebagai manusia kepada manusia
lain dengan penuh konsentrasi dan kasih sayang. Perasaan keterlibatan yang
murni akan mengembalikan perasaan klien sebagai manusia yang independen
.Menurut Fromm, terapis tidak seharusnya terlalu ilmiah dalam memahami
kliennya. Hanya dengan tidak dilihat sebagai sebagai orang sakit, tetapi
diterima sebagai manusia dengan kebutuhan-kebutuhannyq yang tidak berbeda
dengan kebutuhan terapis .
Teori perkembangan Abraham Maslow dimasukkan ke dalam paradigma traits karena teori itu menekankn
pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Dalam hal ini
kedudukam Maslow menjadi unik.Pada mulanya dia adalah pengikut setia John
Watson, sehingga dapat dimasukkan ke dalam behavioris. Namun kemudian dia
menyadari bahwa behavorisme dan psikoanalisis yang mengembangkan teori
berdasarkan penelitian dan binatang dan orang neurotik, tidak berhasil menangkap
keajiban nilai-nilai kemanusiaan. Abraham Maslow akhirnya menjadi orang pertama
yang memproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam psikologi
( Kekuatan pertama: psikoanalisis dan kekuatan kedua: behaviorisme ).
Mencapai aktualisasi diri
Aktualisasi diri dapat di pandang
sebagai kebutuhan tertinggi dari suatu hirarki kebutuhan, namun juga dapat di
pandang sebagai tujuan final, tujuan ideal dari kehidupan manusia.Konsep tujuan
hidup sebagai motivator ini mirip dengan konsep arsetif-self dari jung, Kekuatan-kreatif-self
dari Adler atau realisasi diri dari Horney. Menurut maslow, tujuan mencapai
aktualisasi diri itu bersifat alami, yang di bawa sejak lahir .Secara genetik
manusia mempunyai potensi dasar yang positif.Di samping itu manusia juga
mempunyai potensi dasar jalur perkembangan yang sehat untuk mencapai
aktualisasi diri. Jadi orang yang sehat adalah orang yang mengembangkan potensi
positifnya mengikuti jalur perkembangan yang sehat, lebih mengikuti hakekat
alami di dalam dirinya. Kebutuhan neurotik merupakan perkembangan yang
menyimpang dari ajlur alami. Menurut Maslow penolaka, frustasi, dan
penyimpangan dari perkembangan hakekqt alami akan menimbulkan psikoptologi.
Dalam pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang mendekat ke aktualisasi
diri , dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang mengagalkan atau
mengahambat atau menolak aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan.
Karena itu psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi
dirinya dan berkembang sepanjang lintasan yang di atur alam di dalam dirinya .
Aktualisasi sebagai tujuan
final-ideal hanya dapat dicapai oleh sebagaian kecil dari populasi, itu pun
hanya dalam prosentase yang kecil. Menurut Maslow rata-rata kebutuhan
aktuqlisasi diri hanya terpuaskan 10%.Kebutuhan aktualisasi ini jarang
terpenuhi karena orang sukar menyeimbangkan antara kebanggaan dengan kerendahan
hati, antara kemampuan memimpin dengan tanggunga jawab yang harus di pikul,
antara mencemburui kebesaran orang lain dengan perasaan kurang berhargq. Orang
akhirnya menyangkal dan menarik diri dari kebutuhan aktualisasi diri karena
perkembangan pribadi justru menimbulkan sejenis perasaan takut, terpesona,
lemah, dan tiak mampu .Orang menyangkal dan menolak kemampuan dan potensi
tertingginya dan kreatifitasnya. Maslow menamakan perasaan takut, gamang,
perasaan tidak berharga dan meragukan kemqmpuqn diri memperoleh kemasyhuran dan
aktualisasi iri sebagai Komplek Junus-Jonas Complex ( diambil dari kisah Nabi
Junus, yang menolak mengingatkan umatnya yang kafir/penyembah setan, dan
malahan melarikan diri naik kapal . Tuhan kemudian mengiim badai dan ikan paus
untuk memakannya ).
Teori
Motivasi Maslow mengatakan bahwa bila seseorang sudah mendapatkan kebutuhan
dasar (jenjang pertama), maka ia tidak akan termotivasi melakukan sesuatu kalau
motivatornya adalah
kebutuhan dasar ia hanya termotivasi kalau motivatornya adalah kebutuhan jenjang-kedua. Bila kebutuhan lapisan kedua terpenuhi, ia tidak akan termotivasi mengerjakan sesuatu kalau motivatornya adalah kebutuhan jenjang-kedua. Demikian seterusnya sampai seseorang mencapai kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri.
Kelihatannya Teori Motivasi Maslow benar. Fakta-fakta di lapangan seolah-olah menunjukkan demikian. Namun, apakah kebutuhan manusia berjenjang seperti yang disodorkan oleh Maslow? Apakah orang yang telah mendapat kebutuhan dasar tidak lagi termotivasi mengerjakan sesuatu kecuali motivatornya adalah kebutuhan jenjang kedua? Dalam kalimat lain, apakah rasa percaya diri tergantung kepada terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa nyaman? Apakah orang harus melalui 4 jenjang kebutuhan agar bisa beraktualisasi diri?
Tidak dapat disangkal bahwa ketersediaan kebutuhan dasar atau rasa aman bisa membantu rasa percaya diri seseorang. Bila seseorang telah berprestasi, mencapai posisi tinggi dalam kariernya, atau mendapat penghargaan atas jasa-jasa yang ia lakukan- ini bisa menolong membangun rasa percaya dirinya. Seseorang bisa merasa memiliki eksistensi kalau punya uang banyak, bergelar atau berprestasi.
Namun demikian, ada kelemahan pada Teori Motivasi Maslow. Pengertian tentang kebutuhan yang berjenjang tidak tepat. Kebutuhan manusia tidak perlu dikategorikan ke lima jenjang kebutuhan. Tidak perlu ada 'kasta' kebutuhan. Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ada kebutuhan jasmani; ada kebutuhan rohani. Tubuh membutuhkan udara, makanan, air, istirahat dan ini memang diperlukan untuk menjaga agar tubuh bisa berfungsi dengan baik. Kekurangan nutrisi bisa mengakibatkan tubuh lemah. Cobalah tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, tidak akan lama tubuh Anda lemah, muka bisa pucat, badan lemas, dan tubuh tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari bahkan bisa sakit.
kebutuhan dasar ia hanya termotivasi kalau motivatornya adalah kebutuhan jenjang-kedua. Bila kebutuhan lapisan kedua terpenuhi, ia tidak akan termotivasi mengerjakan sesuatu kalau motivatornya adalah kebutuhan jenjang-kedua. Demikian seterusnya sampai seseorang mencapai kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri.
Kelihatannya Teori Motivasi Maslow benar. Fakta-fakta di lapangan seolah-olah menunjukkan demikian. Namun, apakah kebutuhan manusia berjenjang seperti yang disodorkan oleh Maslow? Apakah orang yang telah mendapat kebutuhan dasar tidak lagi termotivasi mengerjakan sesuatu kecuali motivatornya adalah kebutuhan jenjang kedua? Dalam kalimat lain, apakah rasa percaya diri tergantung kepada terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa nyaman? Apakah orang harus melalui 4 jenjang kebutuhan agar bisa beraktualisasi diri?
Tidak dapat disangkal bahwa ketersediaan kebutuhan dasar atau rasa aman bisa membantu rasa percaya diri seseorang. Bila seseorang telah berprestasi, mencapai posisi tinggi dalam kariernya, atau mendapat penghargaan atas jasa-jasa yang ia lakukan- ini bisa menolong membangun rasa percaya dirinya. Seseorang bisa merasa memiliki eksistensi kalau punya uang banyak, bergelar atau berprestasi.
Namun demikian, ada kelemahan pada Teori Motivasi Maslow. Pengertian tentang kebutuhan yang berjenjang tidak tepat. Kebutuhan manusia tidak perlu dikategorikan ke lima jenjang kebutuhan. Tidak perlu ada 'kasta' kebutuhan. Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ada kebutuhan jasmani; ada kebutuhan rohani. Tubuh membutuhkan udara, makanan, air, istirahat dan ini memang diperlukan untuk menjaga agar tubuh bisa berfungsi dengan baik. Kekurangan nutrisi bisa mengakibatkan tubuh lemah. Cobalah tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, tidak akan lama tubuh Anda lemah, muka bisa pucat, badan lemas, dan tubuh tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari bahkan bisa sakit.
Carl
Rogers adalah seorang psikolog yang
terkenal dengan pendekatan terapi
klinis yang berpusat
pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun teorinya
dengan pengalamannya sebagai terapis selama
bertahun-tahun.Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud,
namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap
bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat.Dengan kata lain, Rogers memandang
kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain
dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
Teori Rogers
didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi.Kecenderungan aktualisasi tersebut
diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan
bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin.Jadi, makhluk
hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa
yang terbaik bagi keberadaannya.Dari dorongan tunggal inilah, muncul
keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog
lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman
dan rasa cinta, dan sebagainya.
Teori perkembangan Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan dan tidak
melakukan riset jangka panjang yang mempelajari hubungan anak dengan orang
tuanya. Namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara
alami mendorong proses organisme menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom
sosial, dan secara keseluruhan semaikn aktualisasi-diri. Struktur self menjadi
bagian terpisah dari medan fenomena dan semakin kompleks. Self berkembang
secara utuh keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagiannya. Berkembangnya self
diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif, dan penyaringan tingkah laku yang
disadari agar tetap kongruen dengan struktur self .
Menurut Rogers tujuan hidup adalah
mencapai aktualisasi diri atau memiliki ciri-ciri kepribadian yang membuat
kehidupan menjadi sebaik -baiknya (good life). . Pandangan ini di kembangkan
berdasarkan terapi yang di lakukannya. Good life bukan sasaran yang harus
dicapai, tetapi arah di mana orang dapat berpartisipasi sepenuhnya sesuai
dengan potensi alamiahnya .
Pendekatan fenomenalogi dari Rogers
konsisten menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat di pahami
dari bagaimana dia memandang realita secara subyektif (subjective experince of
reality Pendekatan ini juga berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan
untuk menentukan nasibnya sendiri, bahwa hakekat yang terdalam dari
kesempurnaan diri (purposive, trusthworthy, self perfecting). Rogers sangat
kuat memegangi asumsinya, bahwa manusia itu bebas, rasional, utuh, mudah
unsur-unsur konstitusi kurang mendapatkan perhatian .
Carl Rogers terkenal berkat motede
terapi yang di kembangkannya, yakni tak mengarahkan (nondirective) atau terapi
berpusat pada klien (client-centered therapy). Tekniknya tersebar luas di
kalangan konselor pendidikan, melibatkan peneliti ke dalam sesi terapi (memakai
tape recorder ) yang pada tahun 1940an membuka sei klien untuk di cermati orang
lain masih tabu, dengan cara itu orang mulai belajar mengenai hakekat
psikoterapi dan proses beroperasinya .
ANALISIS KASUS TEORI ERICH FROMM
Contoh lebih jelas adalah kasus di mana orangtua
"menelan" anak, sehingga kepribadian anak hanyalah cerminan dari
keinginan orangtua.Dalam masyarakat tradisional, hal ini terjadi dengan banyak
anak, terutama anak perempuan.
Dalam hal ini, anak mendominasi atau memanipulasi orang tua,
yang ada dasarnya untuk melayani anak.Jika ini terdengar aneh, izinkan saya
meyakinkan Anda itu adalah umum, terutama dalam masyarakat tradisional,
terutama dalam hubungan antara anak dan ibunya. Dalam konteks budaya tertentu,
bahkan diperlukan: Bagaimana lagi anak laki-laki belajar seni otoritas ia harus
bertahan hidup sebagai orang dewasa?
Pada kenyataannya, hampir semua orang dalam masyarakat
tradisional belajar baik bagaimana mendominasi dan bagaimana menjadi tunduk,
karena hampir setiap orang memiliki seseorang di atas mereka dan di bawah
mereka dalam hierarki sosial.Jelas, melarikan diri dari otoriter kebebasan
adalah built-in untuk masyarakat seperti itu. Tetapi perhatikan bahwa, untuk
semua yang mungkin menyinggung standar modern kami kesetaraan, ini adalah cara
orang hidup selama ribuan tahun. Ini adalah sebuah sistem sosial yang sangat
stabil, memungkinkan untuk banyak cinta dan persahabatan, dan miliaran orang
tinggal di dalamnya masih.
1. Penarikan
keluarga. Bahkan, alternatif utama yang paling terkenal karena ketidakpedulian
yang sejuk, jika kebencian tidak dingin. Meskipun penarikan sebagai gaya
keluarga selalu sekitar, telah mendominasi beberapa masyarakat hanya dalam beberapa
ratus tahun terakhir, yaitu sejak kaum borjuis - kelas pedagang - tiba pada
adegan yang berlaku.
The "dingin" versi adalah lebih tua dari dua,
ditemukan di Eropa utara dan sebagian Asia, dan dimanapun pedagang adalah kelas
yang tangguh.Orang tua sangat menuntut anak-anak mereka, yang diharapkan untuk
hidup sampai tinggi, yang jelas standar.Hukuman bukan soal tamparan terbalik
kepala dalam kemarahan penuh dan di tengah-tengah makan malam, itu adalah bukan
urusan formal, ritual penuh, mungkin melibatkan switch pemotongan dan pertemuan
di gudang kayu.Hukuman adalah berdarah dingin, dilakukan "untuk kebaikan
Anda sendiri."Atau, suatu budaya dapat menggunakan rasa bersalah dan
penarikan kasih sayang sebagai hukuman. Either way, anak-anak dalam budaya ini menjadi
agak sangat didorong untuk berhasil dalam apa pun budaya mereka mendefinisikan
sebagai keberhasilan.
Gaya puritan keluarga mendorong melarikan diri dari
kebebasan destruktif, yang diinternalisasi sampai keadaan (seperti perang)
memungkinkan rilis. Saya mungkin menambahkan bahwa jenis keluarga lebih segera
mendorong kesempurnaan - hidup dengan aturan - yang juga merupakan cara untuk
menghindari kebebasan yang Fromm tidak membahas. Ketika aturan lebih penting
daripada manusia, merusak tidak bisa dihindari.
2. Jenis
penarikan kedua keluarga adalah keluarga modern, ditemukan di bagian yang
paling maju di dunia, terutama Amerika Serikat. Perubahan sikap tentang
membesarkan anak memiliki banyak orang menyebabkan gemetar pada penggunaan
hukuman fisik dan rasa bersalah dalam membesarkan anak. Ide baru adalah untuk
membesarkan anak-anak Anda sebagai Anda sama. Seorang ayah harus teman anak
laki-laki terbaik, seorang ibu harus jodoh anak perempuan. Tapi, dalam proses
mengendalikan emosi mereka, orang tua menjadi dingin acuh tak acuh. Mereka
adalah, pada kenyataannya, tidak lagi benar-benar orang tua, hanya rekan-rekan
habitat dengan anak mereka.Anak-anak, sekarang tanpa bimbingan orang dewasa
yang nyata, berpaling kepada rekan-rekan mereka dan kepada media untuk
nilai-nilai mereka.Ini adalah modern dangkal.
Melarikan diri dari kebebasan ini sangat jelas di sini: Ini
adalah penyesuaian. Meskipun ini masih sangat banyak keluarga minoritas di
dunia (kecuali, tentu saja, di TV!), Ini adalah salah satu kekhawatiran Fromm
tentang yang paling. Sepertinya pertanda masa depan.
Apa yang membuat sebuah, baik sehat, keluarga produktif?
Fromm menunjukkan bahwa ini adalah keluarga dimana orang tua mengambil tanggung
jawab untuk mengajar alasan anak-anak mereka dalam suasana cinta.Tumbuh di
keluarga semacam ini, anak belajar untuk mengakui kebebasan mereka dan
mengambil tanggung jawab untuk diri mereka sendiri, dan akhirnya untuk
masyarakat secara keseluruhan.
Contoh:Carl Rogers
Erin yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan,
sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya
memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat
di restoran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku
pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah
layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi
perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, maka dia dapat terhindar
dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan,
penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan
diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu.
Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2
yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard
(tak bersyarat).
Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan
mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard)
dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi
sepenuhnya.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya
adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia
dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia
tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh
kepercayaan.
Contoh Kasus Maslow Dalam Teori Behavioristik
Jono baru saja beranjak dari SMP menuju SMA.Ia masuk ke SMA
yang terkenal sebagai SMA yang dihuni oleh orang-orang kelas atas. Padahal ia
berasal dari keluarga yang tergolong menengah kebawah. Awalnya orang tua Jono
tidak memperbolehkan Jono masuk kesekolah tersebut karena takut Jono
terpengaruh gaya hidup mereka. Namun paksaan Jono yang yang sedemikian rupa membuat
orang tuanya luluh juga.
Setelah beberapa lama
berada disekolah itu, Jono seperti mengalami diskriminasi karena ia tidak
pernah mau untuk ikut bermain dengan teman-temannya saat ia diajak. Sedikit
demi sedikit, Ia mulai merasa dikucilkan. Awalnya, ia tidak terpengaruh. Namun
lama kelamaan, ia mulai merasa kesepian. Bahkan, teman-temannya senang sekali
mengerjai Jono.Perilaku teman-temannya mulai membuat Jono tidak fokus.Prestasi
belajar mulai menurun.Ini membuat Jono selalu stress.
Keadaan seperti ini mulai mengubah Jono.Jono yang selama ini
selalu rendah hati mulai merasa harus seperti teman-temannya.Akhirnya muncul
juga keinginan untuk bermain dengan teman-teman.Ia mencuri uang orang tuanya
untuk bisa berpenampilan seperti teman-temannya. Keadaan hidup seperti ini
membuat ia tak nyaman. Ia ingin sekali tidak seperti ini, namun itu hanya
tinggal keinginan saja. Ketakutan akan dikucilkan membuat ia tetap menjalankan
kebiasaan buruk ini.
Contoh Kasus Dalam Teori Person Centered
Hari ini adalah hari pembagian nilai ujian mid
semester.Tidak biasanya Ucup mendapat rangking terakhir.Hasilnya ini membuat
terkejut semua yang melihatnya.Wajar saja, Ucup merupakan siswa yang dianggap
berotak encer oleh teman-temannya.Ia selalu mendapat rangking tiga besar setiap
pembagian rapot. Demikian juga dengan hasil-hasil ujian, baik ujian mid
semester maupun ujian akhir semester.Ia selalu mendapat nilai yang sangat baik.
Hasil buruk yang didapat oleh Ucup ternyata berasal dari
kehidupan rumahnya.Ucup merupakan seorang anak angkat.Ia tidak pernah mendapat
pujian dari kedua orang tua angkatnya. Bahkan orangtuanya tidak pernah melihat
semua keberhasilan yang didapat oleh Ucup. Saat Ucup menceritakan hal-hal yang
ia raih, orang tuanya seperti tidak mendengarkan. Ini membuat Ucup merasa orang
tuanya tidak pernah puas terhadap apa yang ia raih selama ini. Ini bertolak
belakang dengan kakak dan adiknya. Kakak dan adik Ucup juga meraih hasil
belajar yang sama. Namun mereka selalu mendapat penghargaan dari kedua orang
tuanya. Semua yang dialami oleh Ucup membuat ia menjadi “drop”. Semangat yang
selama ini selalu membara seolah hilang tertiup angin. Ucup merasa seharusnya
ia mendapat perlakuan yang sama dengan kedua saudaranya walaupun ia seorang
anak angkat.
Daftar Pustaka
http:
//www.slidshare.net/IIIII044/teori-teori-psikologi-perkembangan
http:
//belajarpsikologi.com/teori-pengembangan-kepribadian/Suryabrata, Sumadi
(1983). Psikologi Kepribadian.Jakarta: C.V. Rajawali
Goble, E.G.(1987). Mahzab Ketiga
Psikologi Abraham Maslow. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Supratiknya, A. (1993). Psikologi
Kepribadian 1 Teori-Teori PsikodinamikQ(klinis). terjemahan dari Calvin S. Hall
dan Gardner Linzey, Teories of Personality.Jogyakarta:Penerbit Kanisius