Nama :Euis Trisnawati (12511512)
Tugas 1(Konsep kesehatan berdasarkan dimensi emosi,intelektual,fisik,spritual,sosial)
Emosi
Pengertian Emosi. Dalam kehidupan banyak sekali permasalahan, dalam berita-berita
banyak dikabarkan orang masuk bui hanya karena tidak dapat menahan emosi. Pemukulan, adu fisik dan bahkan pembunuhan. Alangkah sayangnnya
permasalah itu timbul hanya karena masalah sepele dan emosi yang meluap-luap.
Beberapa kejadian buruk diakibatkan karena emosi, sungguhnya emosi sendiri
itu apa? banyak pakar psikologi yang meguraikan emosi itu seperti apa, yaitu :
Kata emosi berasal dari bahasa latin,
yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa
kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel
Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas,
suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan
reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh
emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara
fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku
menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat
merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat
mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Pengertian Emosi
Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara
lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate
(benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy
(kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear
(ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta).
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada
dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu
mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap
stimulus yang ada.
Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang
kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai
kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik
akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan
kelangsungan hidup kita. tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak
terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya
bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi
dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).
Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas
dalam menangani dan mengatasi emosi mereka,
yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat
keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional
agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani
menjadi sia-sia
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah
suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah
laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
Intelektual
Dalam
kajian budaya pengarang tidak lagi dilihat sebagai sumber segala makna teks,
seperti dalam pendekatan ekspresif, walaupun ia dapat menjadi salah satu sumber
makna. (pendapatnya dilihat sebagai sebuah teks yang lain). Bahkan dalam
sejumlah kajian pengertian tentang pengarang bergeser dari pengarang denotatif
(biologis/historis) ke pengarang sebagai penanda (namanya, seperti “Rendra”
atau “Pramoedya”) yang memiliki medan konotasi tertentu. Foucault dalam:
“Author Function” menunjukkan bagaimana medan konotasi itu terbentuk dari
asosiasi berbagai macam teks: biografi, autobiografi, ulasan kritikus, laporan
peristiwa yang menyangkut dirinya, reputasi yang beredar dalam masyarakat
sezaman, dan reputasinya dalam berbagai versi sejarah sastra. Kajian tentang
pembaca sebagai konsumen teks, dan sekaligus sebagai subyek yang memberikan
makna pada teks, menduduki tempat penting dalam kajian budaya.
Pembaca yang dimaksud bisa merupakan pembaca yang disiratkan oleh teks, atau pembaca aktual. Dengan menerapkan teori psikoanalisa Freud, Laura Mulvey mengajukan argumennya bahwa industri film populer berfungsi sebagai pemuas kebutuhan penonton laki-laki (dalam kategori pertama: penonton tersirat) untuk “mengintip” lawan jenisnya (Storey : 129-130). Janice Radway meneliti respon wanita penggemar roman (pembaca aktual), dan menyimpulkan bahwa meskipun genre roman tersebut sarat dengan ideologi partriarkal, kenikmatan membaca memberikan peluang bagi mereka untuk membebaskan diri. Walau sejenak dari kungkungan perannya yang terbatas. (Storey : 132-138) Dalam mengaitkan antara teks dengan ”alam semesta” (koordinat pertama dalam bagan Abrams), secara umum kajian budaya menolak tradisi “mimesis”, yakni anggapan bahwa sastra dan produk budaya merupakan cermin realitas.
Pembaca yang dimaksud bisa merupakan pembaca yang disiratkan oleh teks, atau pembaca aktual. Dengan menerapkan teori psikoanalisa Freud, Laura Mulvey mengajukan argumennya bahwa industri film populer berfungsi sebagai pemuas kebutuhan penonton laki-laki (dalam kategori pertama: penonton tersirat) untuk “mengintip” lawan jenisnya (Storey : 129-130). Janice Radway meneliti respon wanita penggemar roman (pembaca aktual), dan menyimpulkan bahwa meskipun genre roman tersebut sarat dengan ideologi partriarkal, kenikmatan membaca memberikan peluang bagi mereka untuk membebaskan diri. Walau sejenak dari kungkungan perannya yang terbatas. (Storey : 132-138) Dalam mengaitkan antara teks dengan ”alam semesta” (koordinat pertama dalam bagan Abrams), secara umum kajian budaya menolak tradisi “mimesis”, yakni anggapan bahwa sastra dan produk budaya merupakan cermin realitas.
Wacana
intelektual pasca dekonstruksi tidak lagi menerima mentah-mentah sejumlah
preposisi tentang apa yang dianggap nyata. Karya kritikus feminis di bidang
ini, misalnya, mempersoalkan bahwa sejumlah nilai yang disebut “kodrati” dalam
budaya dan kurun waktu tertentu, adalah anggitan sosial yang menunjang suatu
sistem atau ideologi. Jadi kenyataan dalam hal ini hanyalah suatu versi
tekstual tentang kenyataan. Oleh karenanya, karya sastra bisa disandingkan
dengan versi tersebut untuk dilihat interaksinya. Seperti halnya teks-teks
budaya yang lain, karya sastra juga berfungsi untuk membangun versi tentang
kenyataan. Sebagai ganti pendekatan “mimesis” kajian budaya dihadapkan pada
sejumlah pilihan.
Fisik
Fisik atau dalam bahasa Inggris "Body" adalah
sebutan yang berarti sesuatu wujud dan dapat
terlihat oleh kasat mata, yang juga merupakan terdefinisi oleh pikiran. Kata
fisik biasanya digunakan untuk suatu benda yang berwujud yang terlihat oleh mata . Fisik bisa digunakan untuk mengambarkan bentuk dari suatu
benda atau untuk infrastruktur pada bangunan.Juga dapat berarti bahwa bagian tubuh manusia
(badan) keseluruhan yang dapat di inderakan oleh mata serta dapat diuraikan
dengan kalimat/terdefinisi.Merupakan satu kesatuan
roh/jiwa,badaniah/fisik,nafas.
Spiritual
Kerohanian atau rohani, dalam maksud terhad, merujuk
kepada perkara-perkara yang berkaitan dengan roh.
Manakala dalam maksud yang lebih luas, membawa maksud semangat intrinsik yang
dipunyai oleh segala jirim di dunia. Walaupun begitu rohani selalu dikaitkan
dengan perasaan dalaman manusia yang melibatkan emosi kendiri dan
penaakulan strategik.
Kesucian
rohani sangat ditekankan dalam agama.
Kesucian rohani membawa maksud keadaan mental yang logik dan mementingkan
kebaikan manusia sejagat dan baharulah kebaikan individu itu sendiri. Rohani
setiap individu merupakan penentu moral sosial masyarakat itu dan penetapan
undang-undang.
Undang-undang
penting dalam mengawal rohani manusia yang dijadikan bercampur baur di antara
emosi positif dan emosi negatif dengan intuisi dan objektif bagi mencorakkan
secara optimum manusia yang sempurna dari segi kelakuan dan personaliti.
Rohani
yang kacau dikaikan juga dengan emosi negatif dari segi psikologi.
Manakala
rohani yang sempurna selalu juga dikaitkan dengan aktiviti beragama individu
yang tekun dan perbuatan baik yang banyak dilakukan oleh individu itu. Walaupun
demikian, dari segi perspektif umum, individu yang mempunyai rohani yang baik
diklasifikasikan oleh penentuan dan kepercayaan umum mengenai hal kelakuan
kebaikan individu itu secara total. Membawa maksud individiu yang mempunyai
kerohanian yang tinggi pada pandangan masyarakat adalah individu yang tidak
pernah melakukan kesalahan langsung pada pandangan masyarakat walaupun ironinya
setiap individu pasti melakukan kesalahan. Tetapi bagi individu kerohanian
tinggi ini, emosi dan kelakuan negatif diperuntukkan untuk dilakukan ketika
individu berada jauh dari masyarakat ataupun tidak ditonjolkan kesalahannya di
kalangan masyarakat.
Sosial
Istilah ”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius,
yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu
kemasyarakatan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau
masyarakat. Sosial memiliki beberapa istilah antara lain:
1. Struktur sosial - urutan derajat kelas sosial dalam masyarakat mulai dari terendah sampai tertinggi. Contoh: kasta.
2. Diferensiasi sosial - suatu sistem kelas sosial dengan sistem linear atau tanpa membeda-bedakan tinggi-rendahnya kelas sosial itu sendiri. Contoh: agama
3. Integrasi sosial - pembauran dalam masyarakat, bisa berbentuk asimilasi, akulturasi, kerjasama, maupun akomodasi
Kesimpulan: Pengertian Emosi dalam kehidupan banyak sekali permasalahan, intelektual alam kajian budaya pengarang tidak lagi dilihat sebagai sumber segala makna teks, seperti dalam pendekatan ekspresif, walaupun ia dapat menjadi salah satu sumber makna. banyak dikabarkan orang masuk bui hanya karena tidak dapat menahan emosi, fisik sesuatu wujud dan dapat terlihat oleh kasat mata, yang juga merupakan terdefinisi oleh pikiran,spiritual kerohanian atau rohani, dalam maksud terhad, merujuk kepada perkara-perkara yang berkaitan dengan roh. Manakala dalam maksud yang lebih luas, sosial yang artinya berkawan atau masyarakat sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat.
1. Struktur sosial - urutan derajat kelas sosial dalam masyarakat mulai dari terendah sampai tertinggi. Contoh: kasta.
2. Diferensiasi sosial - suatu sistem kelas sosial dengan sistem linear atau tanpa membeda-bedakan tinggi-rendahnya kelas sosial itu sendiri. Contoh: agama
3. Integrasi sosial - pembauran dalam masyarakat, bisa berbentuk asimilasi, akulturasi, kerjasama, maupun akomodasi
Kesimpulan: Pengertian Emosi dalam kehidupan banyak sekali permasalahan, intelektual alam kajian budaya pengarang tidak lagi dilihat sebagai sumber segala makna teks, seperti dalam pendekatan ekspresif, walaupun ia dapat menjadi salah satu sumber makna. banyak dikabarkan orang masuk bui hanya karena tidak dapat menahan emosi, fisik sesuatu wujud dan dapat terlihat oleh kasat mata, yang juga merupakan terdefinisi oleh pikiran,spiritual kerohanian atau rohani, dalam maksud terhad, merujuk kepada perkara-perkara yang berkaitan dengan roh. Manakala dalam maksud yang lebih luas, sosial yang artinya berkawan atau masyarakat sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat.
Teori perkembangan kepribadian menurut Erikson : Ego berkembang melalui berbagai
tahap kehidupan mengikuti prinsip epigenetik,istilah yang pinjam dari
embriologi.Perkembangan epigenetik adalah perkembangan tahap demi tahap dari
organ organ embrio .wujud embrio pada mulanya berbentuk bola kecil yang
berkembang dalam irama dan urutan tertentu. Kalau mata ,liver, organ tidak lain
berkembang pada periode kritik (periode yang di sediakan alam untuk bekembang)
organ itu tidak akan pernah mencapai kecemasan yang sempurna .
Ego berkembang mengikuti prinsip
epigenetik, artinya tiap bagian dari ego berkembang pada tahap perkembangan
tertentu rentangan waktu tertentu (yang di sediakan oleh hereditas untuk
berkembang). Tahapan perkembangan yang satu terbentuk dan dikembangan di atas
perkembangan sebelumnya (tetapi tidak mengganti perkembangan tahqp sebelumnya
itu).Ini analog dengan perkembangan fisik anak, yang dimulai dari merangkak
-duduk-berdiri-berjalan-berlari.Ketika bayi masih dalam tahap merangkak, mereka
kemudian mengembangkan potensi untuk berjalan, betlari, meloncat, namun sudah
mereka menguasai kemampuan untuk meloncat, mereka tetap bisa merangkak dan
berjalan .Erikson menjelaskan prinsip epigenetiknya sebagai berikut : semuanya
yang berkembang mempunyai rencana dasar, dan dari perencanaan ini muncul
bagian-bagian, masing-masing bagian mempunyai waktu khusus untuk menjadi pusat
perkembangan, sampai semua bagian muncul untuk untuk membentuk keseluruhan
fungsi .
Aspek Psikososial
Teori perkembangan dari erikson melengkapi
dan menyempurnakan teori freud dalam dua hal, pertama melengkapi tahapan
perkembangan menjadi delapan tahapan yakni tahapan bayi(infancy), anak (early
childhood), bermain (play age), sekolah (school age ), remaja (adolesence ),
dewasa awal (yong adulthood ), dewasa (adulthood) dan tua ( mature ).Freud
hanya membahas 4 tahapan dari bayi sampai dengan usia sekolah .Kedua, memakai
analisis konflik untuk mendiskripsi perkembangan kepribadian .Perkembangan
insting seksual (seksual infantil) dipakai freud untuk menjelaskan bahwa trauma
(seksual) bisa dialami manusia pada usia dini dan bagaimana pengaruhnya pada
masa yang akan datang .Erikson mengakui adaanya aspek psikoseksual dalam
perkembangan yang menurutnya bisa berkembang positif ( aktualisasi seksual yang
dapat diterima ) atau negatif (aktualisiasi ekspresi seksual yang tidak
dikehendaki ).Dia memusatkan perhatiannya kepada mendiskripsi bagaimana
kapasitas kemanusiaan mengatasi aspek psikoseksual itu bagaimana mengembangkaninsting seksual menjadi positif
.
Konflik psikososial
Teori Erikson sendiri memakai dasar
perkembangan sosial pada setiap tahap perkembangan muncul konflik sosial yang
khas, yang seperti insting seksual harus dikembangkan ke arah positif .Teori
perkembangan dari Erikson kemudian harus dinamakan teori perkembangan
psikososial .Berikut enam pokok fikiran yang dapat dipakai untuk memahami teori
perkembangan psikososial Erikson :
1.Prinsip epigenetik : perkembangan kepribadian mengikuti prinsip
epigenetik .
2.Interaksi bertentangan: disetiap
tahap ada konflik sosial antara elemen sintonik (syntonic = harmonious ) dan
distonik(dystonic= disrutive .Kedua elemen itu dibutuhkan oleh kepribadian
bukan menghilangkan distonik, tetapi membuat keseimbangan antaranya keduanya
condong ke arah sintonik.Hal itu cukup membanu untuk memenangkan konflik
semacam yang timbul belakangan. Konflik antara positif an negatif itu tetap ada
sepanjang hayat, justru konflik itu uang membuat kepribadian menjadi hidup .
3. Kekuatan ego: konflik psikososial
di setiap tahap hasilnya akan mempengaruhi atau mengembangkan ego. Dari sisi
jenis sifat yang dikembangkan, kemenangan aspek sintonik akan memberi ego sifat
yang baik disebut virtue.Dari sisi energi,virtue akan meningkatkan kuantitas
ego atau kekuatan ego untuk mengatasi konflik sejenis, sehinnga vrtue disebut
juga sebagai kekuatan dasar (basic strength ).
Teori perkembangan kepribadian menurut Freud: Kehidupan jiwa memiliki 3 tingkat
kesadaran yakni sadar (conscious) prasadar (preconscious) dan tak sadar (unconscious
).Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati
(awareness) dalam setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi .Sampai
dengan tahun 1920an , teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga
unsur kesaran itu.Baru pad tahun 1923 frud mengenalkan 3 model struktural yang
lain, yakni, id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur
lama, tetapi melengkapi atau menyempurnakan gambaran mental terutama alam
fungsi atau tujuannnya .
Sadar (conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua
hal yang kita cermati pada saat tertentu .Menurut freud hanya sebagian kecil
saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan ) yang
masuk ke kesadaran (consciousness) isi daerah sadar itu merupakn hasil
prosespenyaringan yang diaturvoleh stimulus atasu cue-eksternal .Isi-isi
kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu yang singkat di daerah conscious dan
segera tertekan kedaerah perconscios atau unconscious begitu orang memidahkan
perhatiannya .
Prasadar ( Preconscious )
Disebut juga ingatan siap (available
memory) yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar
.Isi preconscious berasal dari conscious dari unconcious.Pengalaman yang di
tinggal oleh perhatian ,semua disadari tetapi kemudian tidak lagi dicecrmati
akan ditekan pindah ke daerah prasadar .Di sisi lain, isi materi daerah tak
sadar dapat muncul ke daerah prasadar.Kalau sensor sadar menangkap bahaya yang
bisa timbul akibat kemunculan materi taksadar materi itu akan di tekan kembali
ke ketidaksadaran .Materi tak sadar yang sudah berada di daerah prasadar itu
bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperyi mimpi, lamunan salah ucap
dan mekanismne pertahanan diri.
Taksadar (Unconcious)
Adalah bagian yang palin dalam dari
struktur kesadara dan menurut freud merupakan bagian terpenting dari jiwa
manusia .Secara khusus freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah
Abstraksi hipotek tetapi itu adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu
berisi insting,impulsdan drives yang dibawa dari lahir dan
pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan
oleh kesadaran pindah ke daerah tak sadar .Isi atau materi ketidaksadaran itu
memiliki kencenderungan kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya
dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari .
The id
Id adalah sistem kepribadian yang
asli dibawa sejak lahir .Dari id ini kemudian Akan muncul ego dan supet ego
.Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologik yang diturunkan, seperti
insting, impuls dan drives .Id berada dan beroperasidalam daerah unconscious
mewakili subjektifitas yang tidak pernah disadari sepanjang usia .Id
berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energi psikis yang
digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadiannya .id
beroperasi dengan prinsip kenikmatan (pleasure principlez) yaitu : berusaha
memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Bagi id kenikmatan adalah
keadaan yang relatif inaktif atau tingkat energi yang rendah dan rasa sakit
adalah tegangan atau peningkatan energi yang mendambakan kepuasan .Jadi ketika
ada stimuli yang memicu energi untuk bekerja timbul tegangan energi id
beroperasi dengan prinsip kenikmatan, berusaha mengurangi atasu menghilangkan
tegangan itu, mengemblikan diri ke tingkat energi yang rendah.Pleasure
principle diproses dengan cara tibdak refleks (refleks action ) dan proses
primer (primary proses).Tindak refleks adalah reaksi otonatis yang dibawa sejak
lahir seperti mengejapkan mata dipakai untuk menangani pemuasan rangsang
sederhana dan biasnya segera dapat dilakukan .Proses primer adalah reaksi
membayangkan atau mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi atau
menghilangkan tegangan dipakai untuk menangani
stimulus kompleks,proses membentuk gambaran obyek yang dapat mengurangi
tegangan disebut pemenuhan hasrat (wish fulfillment) misalnya mimpi,lamunan,
dan halusinasi psikotik .
Id hanya mampu membayangkan sesuatu tanpa
mampu membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan
kebutuhan. Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-salah, tidak tahu
moral. Jadi harus dikembangkan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata, yang
memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah
moral.Alasan inilah yang kemudian membuat id memunculkan ego .
Teori perkembangan kepribadian Allport: Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem
psikofisik individu yang menentukan penyesuainnya yang unik dengan
lingkungannya .Suatu fenomena dinamik yang memiliki elemen psikologik dan
fisiologik yang berkembang dan berubah, yang memainkan peran aktif dalam
berfungsinya individu. Definisi kepribadian ini memiliki 3 unsur pokok :
1. Istilah dynamic organization
dipakai merangkum dua pengertian kepribadian terus nenerus berkembang dan
berubah dan di dalam diri individu ada pusat organisasi yang mewadahi semua
komponen kepribadian -menghubungkan satu dengan yang lainnya .
2.Istilah psychophysical sistem
mengisyaratkan bahwa kepribadian bukan hanya konstruk hipotetik ( yang dibuat oleh
pengamat )tetapi merupakan fenomena byata yang merangkum elemen mental dan
neutral,di satukan ke dalam unitas kepribadian .
3. Istilah determine mempertegas
kembali bahwa kepribadian adalah sesuatu dan mengerjakan sesuatu , bukan
sekedar konsep yang menjelaskan tingkahlaku orang tetapi
bagian dari individu yang berperan
aktif dalam tingkahlaku orang itu .
Allport juga mempertimbangkan untuk
tidak memakai istilah karakter dan temperamen sebagai sinonim personaliti
.Menurutnya ,character mengesankan suatu aturan tingkahlaku dengan mana orang
atau perbuatannya akan dinilai : orang sering digambarkan memiliki character
yang baik atau jelek .Karakter berseberangan dengan kepribadian yang
menggambarkan deskripsi tingkah laku yang bebas dari penilian (karakter adalah
kepribadian yang menilai, dan kepribadian adalah karakter yang tidak menilai
).Temperament mengacu ke disposisi yang berkait erat dengan determinan biologik
atau fisiologik .Jadi hereditas memainkan peran penting dalam temperament
sebagai bahan baku bersama-sama kecerdasan dan fisik membentuk kepribadian .
Sifat (Trait )
Trait adalah predisposisi untuk
merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip, suatu struktur neuropsikik
yang memiliki kemampuan untuk menjadikan banyak stimulus berfungsi ekuivalen
dan memulai serta membimbing bentuk-bentuk tingkah laku yang adatif dan
ekspresif .Jadi trait sebagai struktur neuropsikik membimbing oran tua untuk bertingkahlaku yang konsisten linta
waktu dan tempat, merespon secara sama
kelompok stimuli yang mirip .Allport
menjelaskan sifat-sifat yang terpenting dari trait sebagai berikut :
1.Nyata: Trait itu
bukan konsep abstrak tetapi obyek nyata, yakni struktur neoropsikis .Suatu hari
nanti, nerofisiologi akan dapat menjelaskan (misalnya pada trait takut,
agresif, kejujuran, introversi, ekstravesi,dll ) bagaimana berlangsungnya
proses integrasi,penjembatanan dan tahap urutan yang berhubungan dengan
konstruk hipotetik kita sekarang ini .
2.Membuat banyak stimuli befungsi ekuivalen: mengandung
pengertian bahwa trait itu telah menetapkan orang untuk memandang berbagai
stimulus memiliki makna yang sama dan merespon stimuli itu dengan tingkah laku
yang mirip .
3.Mengubah atau menentukan tingkah laku: Trait muncul bukan
hanya kalau ada stimulus yang sesuai .Tenaga dorongnya bervariasi, traits yang
kuat memiliki kekuatan motif untuk menggerakan tingkah laku, mendorong orang
mencari stimulus yang sesuai sehingga dapat menampung ekspresi trait itu.Trait
yang lemah hany berperan mmbimbing tingkah laku yang sudah siap untuk bergerak
.
4.Empirik: Trait dapat disimpulkan melalui berbagai
pembuktian empirik .pertama trait disimpulkan dari terjadinya tingkah laku
berulang yang mempunyai makna yang sama ,mengikuti rentangan stimulus tertentu
yang memiliki makna personal yang sama .Kedua, trait disimpulkan berdasarkan
keajegan tingkah laku .Namun keajegan ini tidak mutlak karena trait bisa
disimpulkan dari kesatuan keselarasan yang lembut dari berbagai manifestasi
tingkah laku individu .ketiga trait disimpulkan dari jawaban atau kegiatan
merespon stimuli kuesioner .
5.Kemandirian yang relatif trait dapat dikenali bukan dari
kemandiriannya yang kaku,tetapi dari kecenderungannya di seputar operasi
pengaruhnya .Tingkah laku dari suatu trait tertentu dipengaruhi oleh trait yang
lain saling tumpang tindih tanpa batas yang jelas .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar