Jumat, 01 November 2013

Tulisan ke 2

ORGANISASI Karang Taruna bagi Pemuda

Karang artinya tempat. Taruna artinya remaja atau pemuda. Jadi Karang Taruna artinya tempat kegiatan para remaja. Anggota Karang Taruna ialah para pemuda, biasa nya mereka yang masih duduk di bangku SMP atau SMA. 

Melalui Karang Taruna, diharapkan para remaja memperoleh penyaluran. Mereka menjadi aktif dan produktif. Akhirnya mereka dapat hidup secara mandiri.Berbagai ketrampilan dipelajari dalam organisasi ini. Kegiatan-kegiatan ini direncanakan menurut keadaan dan kemampuan daerah masing-masing.

Karang taruna perlu di dirikan di setiap daerah, seperti di lingkungan RT maupun RW, sesuai dengan jumlah KK yang ada di RT atau RW tersebut, bila memungkinkan untuk remaja di daerah tersebut untuk mendirikan sebuah organisasi pemuda ini. 

Karang taruna sungguh sangat bermanfaat bagi semua pemuda di Indonesia yang sekarang tumbuh di zaman yang serba instan. Karang taruna bisa membentuk pribadi yang berpotensi untuk lebih rajin mengembangkan minat mereka di suatu bidang. Karang taruna bisa memberikan bekal bagi para pemuda untuk tetap berkembang dan tidak bergantung pada teknologi yang kiat pesat perkembangannya ini.

Karang taruna juga bermanfaat untuk bekal mereka di dunia kerja nantinya, tidak hanya skill yang mereka dapatkan, tapi juga pengalaman berorganisasi dan bersosialisasi dengan khayalak ramai. Belajar untuk musyawarah mufakat dalam mengambil suatu tindakan demi tujuan bersama.

Anggapan bahwa karang taruna sebagai kebiasaan yang jadul, mungkin tidak sebaiknya kita masukkan dalam pemikiran kita. Karena justru di zaman yang terus berkembang ini lah karang taruna sangat di perlukan keberadaannya. 

Untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, ataupun kemauan yang mereka ingin kembangkan di perlukan tutor untuk membimbingnya. Dengan bantuan tenaga ahli atau orang yang pernah berkecimpung di dalam hal yang bersangkutan, bisa membantu para pemuda untuk lebih mudah mencapai tujuan dan memtik keberhasilan yang mereka inginkan.

Tidak hanya dengan mengandalkan tutor yang lebih berpengalaman, tapi tutor sebaya mungkin juga bisa membantu. Tutor sebaya biasanya bisa lebih mengerti dan bisa memberikan arahan dengan bahasa yang lebih akrab. Tutor sebaya juga berguna untuk mempererat persaudaraan antar pemuda.

Tidak kalah bermanfaat nya, seminar juga berguna untuk memberikan para pemuda karang taruna untuk lebih berkembang dengan himbauan para motifator. Atau mungkin dengan seminar yang berkonsentrasi dengan suatu bidang yang bisa mengenalkan para pemuda suatu bidang secara mendalam 

Jadi pada intinya organisasi karang taruna itu sangat bermanfaat bagi para pemuda2 indonesia karena mereka lah yang akan meneruskan negara ini dengan terbentuknya pemuda2 yang aktif dalam kegiatan2 baik dan mempunyai skill akan membagakan negara juga.

Minat siswa dalam berorganisasi & peran sekolah dalam  meningkatkan minat siswa berorganisasi
            Ketertarikan atau minat siswa terhadap organisasi yang ada di sekolah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti:
1)   Kebutuhan psikologis, seperti pertemanan, merasakan kebersamaan.
2)   Kebutuhan untuk mewujudkan cita-cita atau pengembangan bakat Keinginan dan cita-cita dapat mendorong munculnya minat terhadap sesuatu, seperti keinginan atau cita-cita menjadi dokter. Secara otomatis orang tersebut terdorong dan berminat untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kedokteran (kesehatan, penyakit-penyakit). Semakin besar cita-cita atau keinginan, maka semakin besar/tinggi minat
yang muncul dalam diri seseorang.
3) Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan terdiri dari dua lingkup, yakni lingkup mikro (individual) dan lingkup makro (sosial,adat istiadat) kebudayaan dapat memunculkan minat-minat tertentu seperti tari-tarian, lagu, karya seni, semua itu akan menarik orang untuk memperhatikan dan mempelajari kebudayaan dari daerah asal kesenian tersebut. Begitu juga berorganisasi, minat berorganisasi siswa dapat timbul karena adanya kebiasaan belajar.



Tugas manajemen ke 2

A.Definisi organisasi
Pengorganisasian (Organizing) Menurut kamus istilah organizing berarti menciptakan suatu struktur  dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antara bagian-bagian dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan sruktur tersebut. Sedangkan pengorganisasian sendiri mempunyai arti yakni sekelompok orang yang bekerja sama dengan menempatkan tugas,fungsi,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai suatu tujuan. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai definisi dari organisasi:
B.Bentuk-Bentuk Organisasi:
Organisasi Garis : diciptakan oleh Henry Fayol. Organisasi ini hanya mengenal satu komando. Satu wewenang yang turun langsung dari pempin kebawahan, mulai dari manajer puncak langsung ke mandor, bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.
Organisasi Garis dan Staf : diciptakan oleh Harrington Emerson. Merupakan bentuk organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya pengawasan secara langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi staf seperti adanya spesialisasi kerja.
Organisasi Fungsional : diciptakan oleh F.W. Taylor. Bentuk organisasi ini merupakan gabungan dari bentuk organisasi fungsional dan organisasi garis dan staf.
C.Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan menerapkan tugas dan hubungan wewenang. Malayu S.P. Hasbuan (1995) mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Pengorganisasian fungsi manajemen dapat dilihat terdiri dari tiga aktivitas berurutan: membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit (spesialisasi pekerjaan), menggabungkan pekerjaan untuk membentuk departemen (departementalisasi), dan mendelegasikan wewenang (Fred R. David, 2004).
Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
Sutisna (1985) mengemukakan bahwa organisasi yang baik senantiasa mempunyai dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya bekerja dalam keselarasan seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu baru dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan upaya: 1) Menyusun struktur kelembagaan, 2) Mengembangkan prosedur yang berlaku, 3) Menentukan persyaratan bagi instruktur dan karyawan yang diterima, 4) Membagi sumber daya instruktur dan karyawan yang ada dalam pekerjaan.
A.Definisi  Actuating
Dalam pembahasan fungsi pengarahan, aspek kepemimpinan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Sehingga definisi fungsi pengarahan selalu dimulai dimulai dan dinilai cukup hanya dengan mendifinisikan kepemimpinan itu sendiri.
Menurut Kadarman (1996) kepemimpinan dapat diartikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok. Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin bertugas untuk memotivasi, mendorong dan memberi keyakinan kepada orang yang dipimpinnya dalam suatu entitas atau kelompok, baik itu individu sebagai entitas terkecil sebuah komunitas ataupun hingga skala
negara, untuk mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki. Pemimpin juga harus dapat memfasilitasi anggotanya dalam mencapai tujuannya. Ketika pemimpin telah berhasil membawa organisasinya mencapai tujuannya, maka saat itu dapat dianalogikan bahwa ia telah berhasil menggerakkan organisasinya dalam arah yang sama tanpa paksaan.
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Di dalam kepemimpinan  pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
.
B.Pentingnya (Actuating)
     Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya
secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
     
C. Prinsip Actuating
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip
yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1.  Prinsip mengarah kepada tujuan
2.  Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
     Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.
     Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah 
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.

D. Controling
Sebagaimana yang dikutif Muhammad Ismail Yusanto (2003), Mockler (1994) mendifinisikan pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi; untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
Dalam konteks pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan sebagai berikut:
1)      Pengawasan yang dilakukan pimpinan dengan memfokuskan pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi para instruktur atau staf dan tidak semata-mata mencari kesalahan.
2)      Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung. Para staf diberikan dorongan untuk memperbaiki dirinya sendiri, sedangkan pimpinan hanya membantu.
3)      Pengawasan dalam bentuk saran yang efektif
4)      Pengawasan yang dilakukan secara periodik.
3.  Efektifitas Manajemen dalam Lembaga Pendidikan
Dalam ranah aktivitas, implementasi manajemen terhadap pengelolaan pendidikan haruslah berorientasi pada efektivitas terhadap segala aspek pendidikan baik dalam pertumbuhan, perkembangan, maupun keberkahan (dalam perspektif syariah). Berikut ini merupakan urgensi manajemen terhadap bidang manajemen pendidikan:
1.      Manajemen Kurikulum
1)      Mengupayakan efektifitas perencanaan
2)      Mengupayakan efektifitas pengorganisasian dan koordinasi
3)      Mengupayakan efektifitas pelaksanaan
4)      Mengupayakan efektifitas pengendalian/pengawasan
1.      Manajemen Personalia
Manajemen ini berkisar pada staff development (teacher development), meliputi:
1)      Training
2)      Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
3)      Inservice Education (Pendidikan Lanjutan)
1.      Manajemen Siswa
1)      Penerimaan Siswa (Daya Tampung, Seleksi)
2)      Pembinaan Siswa (Pengelompokkan, Kenaikan Kelas, Penentuan Program, Ekskul)
3)      Pemberdayaan OSIS
Dalam keuangan pengelolaan pendidikan, manajemen harus berlandaskan pada prinsip: efektivitas, efisiensi dan pemerataan .
1.      Manajemen Lingkungan
Urgensi manajemen terhadap lingkungan pendidikan bertujuan dalam merangkul seluruh pihak terkait yang akan berpengaruh dalam segala kebijakan dan keberlangsungan pendidikan. Manajemen ini berupaya mewujudkan cooperation with Society dan stake holder identification.
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tak kalah pentingnya, karna didalam pengawasan dilakukan koreksi. Pengawasan diperlukan untuk melihat apakah rencana dilaksanakan sesuai dengan tujuan. Tujuan pengawasan adalah untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,penyimpangan, penyelewengan dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan rencana.
Didalam pengawasan paling tidak dilakukan tiga proses, yaitu:
·         Melakukan pengukuran terhadap hasil kerja yang telah dicapai.
·         Melakukan perbandingan hasil kerja yang telah dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
·         Melakukan koreksi terhadap hasil kerja yang meliputi pembiayaan dan efesiensi kerja.


Kamis, 10 Oktober 2013

Tulisan 2 Psi.manajemen



Di dalam menjalankan fungsi manajemen dan operasi, mendapatkan bantuan dari perkembangan motode kuantitatif dan model-model perdekatan terhadap perilaku manusia karena memang ke sanalah arah perkembangan lingkungan ini, Jadi produktiviatas tidak saja dipengaruhi oleh lingkungan fisik, namun juga oleh norma-norma sosial .
Ada beberapa pendapat yang beranggapan bahwa manajemen itu hanya diperlukan dalam lapangan perushaan. Sekarang ini pendapat semacam ini tentu saja sangat keliru.  Sebab, dalam kenyataannya manajen juga sangat dibutuhkan pada bidang lainnya, seperti lapangan kemiliteran, penddikan, rumah sakit hingga yayasan-yayasan sosial. Seorang dokter yang harus memimpin sebuah rumah sakit, seorang hakim yang memimpin sebuah pengadilan, juga seorang aahli farmasi yang harus memimpin sebuah parbik obat dan sebagainya, semua itu memerlukan manajemen dapat dipastikan mereka tak akan dapat memimpin dengan baik. Kegagalan atau ketidaklancaran proses manajemen sedikit banya dipengaruhi atau ditentukan oleh perhitungan atau ketelitan dalam penggunaan uang, Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan material atau bahan-bahan, di samping mesin-mesin. Dalam praktek manajemen, mesin sangat membantu manusia dalam menjalankan aktivitas  manajemen.
Bagi badan yang bergerak dibidang industri, maka sarana manaemen lainnya yang penting adalah market atau pasar. Tanpa adanya pasar bagi hasil prduksi, tujan perusahaan jelas tidak dapat dituntut untuk dapat mempertahankan pasar yang sudah ada, dan bila mungkin berusaha mencari pasar baru bagi hasil produksi.
Setaiap organisasi du dalam mencapai tujuannya kemungkinan besar akan berhasil bila mampu membuat suatu perencanaan, mapu mengorganisir, memberikan pengarahan-pengarahan kerja ,mengkoordinasikan  antara bagian-bagiannya serta mampu pula untuk melakukan pengawasan Tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan poencapain tujuan akan ebih sulit. Dari uraian singkat itu, kiranya yang daat dikatakan, setidaknyanya ada 3 alasan utama diperlukannya manajemen:
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujua-tujuan yang saling bertantangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seerti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsunen, supplier, serikat peerja, asosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.Suatu kerja rganisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda salah satu cara yang umum adalah efesiensi dan efektivitas. Efesiensi  adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar dengan membandingkan keluaran(hasil produktivitas, mesin, perfomance) yang digunakan. Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, manajer yang efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode yang tepat untuk mencapai tujuan

Tulisan 1 Psi.manajemen




Kita semua mengetahui lingkungan dunia uaha kini semakin kompleks. Walaupun manajemen telah menerapkan fungsi manajemen dengan baik, namun karena lingkungan itu selalu berubah, dinamis dan bertambah kompleks maka tak dapat di sangkal lagi bahwa manajemen di masa depan haruslah dapat menciptakan konsep dan ide baru untuk menanggulangi masalah yang semakin rumit ini.
Disadari bahwa kelak sektor industri dan jasa akan merupakan sektor ekonomi yang menjadi tonggak kehiupan masyarakat. Karakteristik sektor ini perlu diketahui dan dihayati, selain inflansi dan kelangkaan sumber daya. Perkembangan dua sektor ini akan mengakibatkan pergeseran-pergeseran nilai sosial dan budaya masyarakat. Demikian pula perkembangan teknologi, karyawan dan manajemen. Perubahan etika dan pandangan atas tanggung bahan. Belum lagi adanya kecenderungan internasionalisasi atau globalisasi segala kegiatan. Dengan adanya perubahan dan perkembangan ini kegiatan mencapai produktivitas dapat terganggu.