A.Definisi organisasi
Pengorganisasian (Organizing)
Menurut kamus istilah organizing berarti menciptakan suatu struktur
dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan
antara bagian-bagian dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan
sruktur tersebut. Sedangkan pengorganisasian sendiri mempunyai arti yakni
sekelompok orang yang bekerja sama dengan menempatkan tugas,fungsi,wewenang,
dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai suatu tujuan. Berikut beberapa
pendapat para ahli mengenai definisi dari organisasi:
B.Bentuk-Bentuk Organisasi:
Organisasi Garis : diciptakan oleh Henry Fayol. Organisasi ini hanya mengenal satu komando. Satu
wewenang yang turun langsung dari pempin kebawahan, mulai dari manajer puncak
langsung ke mandor, bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.
Organisasi Garis dan Staf : diciptakan oleh Harrington Emerson. Merupakan bentuk organisasi yang
mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya pengawasan
secara langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi staf
seperti adanya spesialisasi kerja.
Organisasi Fungsional : diciptakan oleh F.W. Taylor. Bentuk organisasi ini merupakan gabungan
dari bentuk organisasi fungsional dan organisasi garis dan staf.
C.Tujuan pengorganisasian
adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan menerapkan tugas dan hubungan
wewenang. Malayu S.P. Hasbuan (1995) mendifinisikan pengorganisasian sebagai
suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap
aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang
secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut. Pengorganisasian fungsi manajemen dapat dilihat
terdiri dari tiga aktivitas berurutan: membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan
yang lebih sempit (spesialisasi pekerjaan), menggabungkan pekerjaan untuk
membentuk departemen (departementalisasi), dan mendelegasikan wewenang (Fred R.
David, 2004).
Dalam konteks pendidikan,
pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan
berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga
pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam
suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan,
personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode,
fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
Sutisna (1985) mengemukakan bahwa organisasi yang baik
senantiasa mempunyai dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya
bekerja dalam keselarasan seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang
tak terpisahkan. Semua itu baru dapat dicapai oleh organisasi pendidikan,
manakala dilakukan upaya: 1) Menyusun struktur kelembagaan, 2) Mengembangkan
prosedur yang berlaku, 3) Menentukan persyaratan bagi instruktur dan karyawan
yang diterima, 4) Membagi sumber daya instruktur dan karyawan yang ada dalam
pekerjaan.
A.Definisi Actuating
Dalam pembahasan
fungsi pengarahan, aspek kepemimpinan merupakan salah satu aspek yang sangat
penting. Sehingga definisi fungsi pengarahan selalu dimulai dimulai dan dinilai
cukup hanya dengan mendifinisikan kepemimpinan itu sendiri.
Menurut Kadarman
(1996) kepemimpinan dapat diartikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi
dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai oleh kelompok. Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai suatu
kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan untuk mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin bertugas untuk memotivasi, mendorong dan
memberi keyakinan kepada orang yang dipimpinnya dalam suatu entitas atau
kelompok, baik itu individu sebagai entitas terkecil sebuah komunitas ataupun
hingga skala
negara, untuk mencapai
tujuan sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki. Pemimpin juga harus
dapat memfasilitasi anggotanya dalam mencapai tujuannya. Ketika pemimpin telah
berhasil membawa organisasinya mencapai tujuannya, maka saat itu dapat
dianalogikan bahwa ia telah berhasil menggerakkan organisasinya dalam arah yang
sama tanpa paksaan.
Dalam konteks lembaga
pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi
organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang
dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan. Soetopo
dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan
untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan
secara bebas dan sukarela. Di dalam kepemimpinan pendidikan sebagaimana
dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas,
pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai
tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
.
B.Pentingnya (Actuating)
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya
secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya
secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
C. Prinsip Actuating
Manusia dengan
berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip
yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
D. Controling
Sebagaimana yang
dikutif Muhammad Ismail Yusanto (2003), Mockler (1994) mendifinisikan
pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi
kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi;
untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan
itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan
tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang paling efekif dan
efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
Dalam konteks
pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan
program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan sebagai
berikut:
1)
Pengawasan yang dilakukan pimpinan dengan memfokuskan pada usaha mengatasi
hambatan yang dihadapi para instruktur atau staf dan tidak semata-mata mencari
kesalahan.
2)
Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung. Para staf diberikan
dorongan untuk memperbaiki dirinya sendiri, sedangkan pimpinan hanya membantu.
3)
Pengawasan dalam bentuk saran yang efektif
4)
Pengawasan yang dilakukan secara periodik.
3. Efektifitas
Manajemen dalam Lembaga Pendidikan
Dalam ranah aktivitas,
implementasi manajemen terhadap pengelolaan pendidikan haruslah berorientasi
pada efektivitas terhadap segala aspek pendidikan baik dalam pertumbuhan,
perkembangan, maupun keberkahan (dalam perspektif syariah). Berikut ini
merupakan urgensi manajemen terhadap bidang manajemen pendidikan:
1.
Manajemen Kurikulum
1)
Mengupayakan efektifitas perencanaan
2)
Mengupayakan efektifitas pengorganisasian dan koordinasi
3)
Mengupayakan efektifitas pelaksanaan
4)
Mengupayakan efektifitas pengendalian/pengawasan
1.
Manajemen Personalia
Manajemen ini berkisar pada staff
development (teacher development), meliputi:
1)
Training
2)
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
3)
Inservice Education (Pendidikan Lanjutan)
1.
Manajemen Siswa
1)
Penerimaan Siswa (Daya Tampung, Seleksi)
2)
Pembinaan Siswa (Pengelompokkan, Kenaikan Kelas, Penentuan Program, Ekskul)
3)
Pemberdayaan OSIS
Dalam keuangan
pengelolaan pendidikan, manajemen harus berlandaskan pada prinsip: efektivitas,
efisiensi dan pemerataan .
1.
Manajemen Lingkungan
Urgensi manajemen terhadap lingkungan
pendidikan bertujuan dalam merangkul seluruh pihak terkait yang akan berpengaruh
dalam segala kebijakan dan keberlangsungan pendidikan. Manajemen ini berupaya
mewujudkan cooperation with Society dan stake holder
identification.
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah
fungsi manajemen yang tak kalah pentingnya, karna didalam pengawasan dilakukan
koreksi. Pengawasan diperlukan untuk melihat apakah rencana dilaksanakan sesuai
dengan tujuan. Tujuan pengawasan adalah untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,penyimpangan,
penyelewengan dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan rencana.
Didalam pengawasan
paling tidak dilakukan tiga proses, yaitu:
·
Melakukan pengukuran
terhadap hasil kerja yang telah dicapai.
·
Melakukan perbandingan
hasil kerja yang telah dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
·
Melakukan koreksi
terhadap hasil kerja yang meliputi pembiayaan dan efesiensi kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar